Kamis, 24 Mei 2012

GURU SBK MTS SE DIY PELATIHAN DI “ TIO CRAF ” KULONPROGO

32 Guru Seni Budaya dan Keterampilan MTs SE DIY yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SBK MTs Kemenag Provinsi DIY mengadakan pelatihan di pusat kerajinan  “ Tio Craf ” di Watu Kodok Pedukuhan Wareng Donomulyo Nanggulan Kulonprogo, Kamis, 24 Mei 2012.
Menurut Drs. Sutanto selaku Ketua MGMP SBK MTs DIY didampingi Tri Wiyono, S.Pd selaku Ketua MGMP SBK MTs Kulonprogo, menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan  ini merupakan rangkaian program kerja Pengurus MGMP SBK yang bertujuan untuk lebih mengetahui potensi daerah di wilayah DIY khususnya Kabupaten Kulonprogo serta memberikan bekal keterampilan kepada guru SBK untuk dapat menyerap berbagai informasi di pusat kerajinan ini serta dapat meneruskan kepada peserta didiknya di masing masing madrasah. Guru SBK hendaknya tak hanya menguasai teori semata, namun harus dapat memanfaatkan potensi lingkungan madrasahnya untuk dapat membekali peserta didiknya.

Owner “Tio Craf” Agus Bambang Listio didampingi istrinya Isti Purwaningsih menjelaskan Limbah berupa kertas bekas tabloid bisa dimanfaatkan menjadi kerajinan anyaman yang menarik. Bahkan pangsa pasar utamanya ekspor ke Amerika dan negara-negara Eropa. Semangat memanfaatkan ulang (reuse) limbah menjadi usaha produktif itu sudah dijalaninya sejak tahun 2000. Semula dia lebih banyak memanfaatkan bahan-bahan serat alam untuk membuat beragam produk kerajinan. Mulai pertengahan 2007, dia menciptakan anyaman kertas, untuk penutup lampu, lampion, tempat buah, hingga beberapa boks dengan memanfaatkan limbah kertas tabloid sebagai bahan baku.
"Untuk bahan baku serat alam berupa daun-daunan seperti daun gebang, mendong, dan gedebog pisang kalau musim penghujan susah didapat. Sehingga terfikir untuk memanfaatkan kertas tabloid, kebetulan di Yogyakarta sendiri bahan itu banyak," ujar Tio. Beberapa bahan baku ia datangkan dari Jawa Timur dan Jawa Barat.
Dalam pemilihan bahan baku limbah kertas, Tio memiliki empat alternative pilihan. Yakni, kertas Koran, yang berformat tabloid, majalah, dan kertas sak semen. Namun dari keempatnya yang paling diminati buyer adalah kertas tabloid. Jenis kertas itu memang lebih menarik dijadikan bahan kerajinan anyaman, karena lebih cerah dan berwarna.
            Kepala MTsN Donomulyo Drs. Najmudin, M.Pd.I yang turut mendampingi kegiatan tersebut merasa bangga bahwa kawasan Donomulyo dipilih sebagai arena pelatigan guru SBK se DIY, ia yakin kegiatan ini akan memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat donomulyo dan khusus bagi madrasahnya.
Dalam pelatihan tersebut para guru didampingi langsung oleh karyawan Tio Craf dalam membuat bahan setengah jadi berupa tas yang banyak digemari pangsa Amerika dengan alasan ramah lingkungan. Tas-tas tersebut dipakai sebagai tempat belanja di Amerika. Kerangka tas dari besi kecil yang sudah dibentuk sedemikian rupa, kemudian dibalut dengan kertas yang sudah dipotong kecil kecil. Langkah berikutnya adalah melilitkan kertas yang didalamnya diberi mending sampai kerangkanya penuh. Memang butuh kesabaran dan ketelitian dalam membuat barang kerajinan ini, dan untuk tiap tas ini, tenaga  lepas yang tersebar di donomulyo dan sekitarnya dihargai 3 ribu rupiah. Untuk tenaga yang sudah terbiasa, sehari bisa menghasilkan 3 s.d 5 tas, dan untuk finishingnya dilakukan di Tio Craf.

Diakhir pertemuan disampaikan agenda pertemuan Juli mendatang adalah pelatihan Batik Nyamplung di Imogiri Bantul.

GURU SBK MTS SE DIY PELATIHAN DI “ TIO CRAF ” KULONPROGO

32 Guru Seni Budaya dan Keterampilan MTs SE DIY yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SBK MTs Kemenag Provinsi DIY mengadakan pelatihan di pusat kerajinan  “ Tio Craf ” di Watu Kodok Pedukuhan Wareng Donomulyo Nanggulan Kulonprogo, Kamis, 24 Mei 2012.
Menurut Drs. Sutanto selaku Ketua MGMP SBK MTs DIY didampingi Tri Wiyono, S.Pd selaku Ketua MGMP SBK MTs Kulonprogo, menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan  ini merupakan rangkaian program kerja Pengurus MGMP SBK yang bertujuan untuk lebih mengetahui potensi daerah di wilayah DIY khususnya Kabupaten Kulonprogo serta memberikan bekal keterampilan kepada guru SBK untuk dapat menyerap berbagai informasi di pusat kerajinan ini serta dapat meneruskan kepada peserta didiknya di masing masing madrasah. Guru SBK hendaknya tak hanya menguasai teori semata, namun harus dapat memanfaatkan potensi lingkungan madrasahnya untuk dapat membekali peserta didiknya.

Owner “Tio Craf” Agus Bambang Listio didampingi istrinya Isti Purwaningsih menjelaskan Limbah berupa kertas bekas tabloid bisa dimanfaatkan menjadi kerajinan anyaman yang menarik. Bahkan pangsa pasar utamanya ekspor ke Amerika dan negara-negara Eropa. Semangat memanfaatkan ulang (reuse) limbah menjadi usaha produktif itu sudah dijalaninya sejak tahun 2000. Semula dia lebih banyak memanfaatkan bahan-bahan serat alam untuk membuat beragam produk kerajinan. Mulai pertengahan 2007, dia menciptakan anyaman kertas, untuk penutup lampu, lampion, tempat buah, hingga beberapa boks dengan memanfaatkan limbah kertas tabloid sebagai bahan baku.
"Untuk bahan baku serat alam berupa daun-daunan seperti daun gebang, mendong, dan gedebog pisang kalau musim penghujan susah didapat. Sehingga terfikir untuk memanfaatkan kertas tabloid, kebetulan di Yogyakarta sendiri bahan itu banyak," ujar Tio. Beberapa bahan baku ia datangkan dari Jawa Timur dan Jawa Barat.
Dalam pemilihan bahan baku limbah kertas, Tio memiliki empat alternative pilihan. Yakni, kertas Koran, yang berformat tabloid, majalah, dan kertas sak semen. Namun dari keempatnya yang paling diminati buyer adalah kertas tabloid. Jenis kertas itu memang lebih menarik dijadikan bahan kerajinan anyaman, karena lebih cerah dan berwarna.
            Kepala MTsN Donomulyo Drs. Najmudin, M.Pd.I yang turut mendampingi kegiatan tersebut merasa bangga bahwa kawasan Donomulyo dipilih sebagai arena pelatigan guru SBK se DIY, ia yakin kegiatan ini akan memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat donomulyo dan khusus bagi madrasahnya.
Dalam pelatihan tersebut para guru didampingi langsung oleh karyawan Tio Craf dalam membuat bahan setengah jadi berupa tas yang banyak digemari pangsa Amerika dengan alasan ramah lingkungan. Tas-tas tersebut dipakai sebagai tempat belanja di Amerika. Kerangka tas dari besi kecil yang sudah dibentuk sedemikian rupa, kemudian dibalut dengan kertas yang sudah dipotong kecil kecil. Langkah berikutnya adalah melilitkan kertas yang didalamnya diberi mending sampai kerangkanya penuh. Memang butuh kesabaran dan ketelitian dalam membuat barang kerajinan ini, dan untuk tiap tas ini, tenaga  lepas yang tersebar di donomulyo dan sekitarnya dihargai 3 ribu rupiah. Untuk tenaga yang sudah terbiasa, sehari bisa menghasilkan 3 s.d 5 tas, dan untuk finishingnya dilakukan di Tio Craf.

Diakhir pertemuan disampaikan agenda pertemuan Juli mendatang adalah pelatihan Batik Nyamplung di Imogiri Bantul.